119. Aku Tidak Menerima Saran Darimu

Aku Tidak Menerima Saran Darimu

Raden menjulurkan tangannya tanpa daya, dan menatap Damar dengan senyum yang dipaksa.

Raden adalah orang dengan siKap yang sangat palsu, dan memang begitu sejauh yang Damar ingat.
Dia adalah orang pertama generasi ketiga dengan garis darah langsung dari keluarga Ardiansyah. Dia tumbuh di keluarga kaya, dan merupakan pewaris pertama dari keluarga Ardiansyah.
Karena itu sikapnya sangat arogan dan sejak kecil dia sudah memandang rendah semua orang.

Selain itu, pria ini cukup pandai, dan dia lebih tua tiga tahun dari Damar.
Saat Damar masuk kuliah pada usia 18 tahun, Raden yang saat itu baru berusia 21 tahun, telah belajar S2 di sekolah TOP 5 di dunia.

Benar, dia dari kecil sudah loncat sekolah, dan dari segi nilai, dia sangatlah berprestasi.
Saat Damar masih muda, nilainya juga cukup bagus, dan Rudi juga cukup mampu, jadi Damar juga dihargai oleh keluarga Ardiansyah. Damar pun dibesarkan sebagai tangan kanan dari Raden.
Karena Damar yang lahir bukan dari keluarga utama, dia mungkin bisa
mengelola perusahaan, tapi pasti tidak akan mewarisi saham dari keluarga Ardiansyah, dan hanya akan menerima gaji.
Jadi sejak kecil, Raden telah menunjukkan rasa superioritas saat menghadapi Damar.
Saat ini juga seperti itu. Matanya yang menatap Damar, nada bicaranya, semuanya menunjukkan penghinaan.
Mata Damar menatapnya, kemudian dia menghela napas dan berjatan pergi untuk membuka pintu mobil.

"Mobilku bukanlah mobil yang bisa dinaiki orang sepertimu." Raden menghadang di depan mobil, dan berkata dengan datar, "Tempatnya adalah di gedung Glory.
Kamu pergi sendiri saja dengan naik taksi. Aku akan menunggumu di depan pintu Glory! Ayahkulah yang bersedia mengajak kalian untuk pergi ke tempat mahal seperti itu."
Setelah mengatakan itu, dia membuka pintu mobil, duduk di kursi pengemudi, dengan cepat menyalakan mobil, dan langsung melaju pergi.
Ekspresi Damar langsung menjadi tidak senang!
Ayah Raden bernama Ridwan Ardiansyah yang merupakan pemimpin dari keluarga Ardiansyah saat ini, karena kakek Raden telah pensiun.
Damar tidak tahu kenapa mereka tiba-tiba mengundang dirinya dan ayahnya untuk pergi makan.

Jika hanya mengundang Damar seorang diri, Damar tidak akan ambil pusing. Tapi sekarang, ayahnya sudah dalam perjalanan ke sana, jadi dia tidak punya pihhan lain selain pergi.
"Kalau dari awal tahu akan begini, aku tidak akan pulang tadi," Damar mengumpat karena dia baru saja naik taksi di dekat gedung Glory untuk pulang.
Kemudian dia pun memanggil taksi lagi untuk kembali ke gedung Glory!
Dengan cepat, taksi yang ditumpanginya berhenti di depan gedung Glory. Di dalam gedung itu, saat ml sudah penuh dengan orang.
Di depan pintu masuk, Raden berdiri di sana dengan setelan jas dan sepatu kulitnya Setelah melihat Damar, wajahnya masih menunjukkan ekspresi menghina, dan dia berkata sambil melambaikan tangannya, "Ayo masuk!"

Mereka berdua berjalan masuk, naik menggunakan lift, dan Iangsung menuju ke lantai lima.
Lantai lima berbeda dengan lantai satu. Instalasi lantai pertama dilengkapi dengan lobi dan kursi dek, sedangkan lantai lima semuanya adalah single private room, dan suasananya jauh lebih nyaman dan tenang dibandingkan lantai satu!
"Apa kamu tahu gedung Glory ini tempat apa?" Setelah Tiba di lantai lima, Raden berkata sambil tersenyum ringan, "Gedung Glory adalah restoran terbaik di LH dan lantai lima adalah tempat makan termahal di LH, dan juga merupakan tempat makan terenak. Ayahku membawa kalian kemari benar-benar pemborosan saja."
Damar tidak memedulikannya.
Raden mencibir saat melihat Damar tidak berbicara, kemuchan dia berjalan ke arah depan, dan Damar mengikuti di belakangnya . Sampai di depan pintu private room,

Raden membuka pintu dan berbicara ke arah dalam ruangan, "Ayah, Om Hengky, aku sudah bawa Damar kemari."
Damar mengikuti ke depan pintu, dan setelah itu dia secera mengerutkan alisnya.
Di dalam ruangan, ada sebuah meja bulat yang besar dan tidak banyak orang yang duduk di atas kursi. Hengky yang dicari Damar pun ada di antara mereka. Dia duduk di sana bagaiKan duri yang menonjol keluar, dengan tangan yang memegangi gelas yang diayunkan.
Selain itu, di sana masih ada beberapa orang, Rizky Sitara yang bertubuh kekar, dan seorang gadis yang duduk di sampingnya. Saat pandangan Damar jatuh pada gadis itu, tubuhnya langsung gemetaran untuk sesaat.
Gadis itu sangat cantik dan sangat mirip dengan Glad's Sitara. Dia memiliki rambut hitam panjang, mengenakan gaun hitam, dan duduk dengan tenang di sana!

Melihat Damar berjalan masuk ke dalam ruangan, dia mengangkat kepalanya dan menatap Damar. Sekilas terlihat pandangan rumit di matanya, kemudian dia menundukkan kembali kepalanya dan menatap meja!
Dia adalah Dinda!
Sembilan tahun yang lalu, saat insiden itu terjadi pada Damar, dialah pemeran utama wanitanya.
Damar tidak pernah mengira dia akan datang ke tempat ini juga.
Selain mereka, tersisa Rudi yang duduk di sana dengan sedikit canggung. Ekspresinya tidak terlihat bagus, jelas bahwa sebelumnya, orang-orang ini berbicara tentang hat yang tidak nyaman untuk didengar.
"Damar sudah datang ya." Saat ini, Ridwan yang tengah duduk langsung melambaikan tangannya, "Sembilan tahun tidak bertemu,

pasti sudah semakin dewasa. Cepat duduklah!"
Raden tertawa kecil, berjalan menghampiri sisi Damar, dan menarik kursi untuk duduk.
Damar memandang semua orang sekilas, kemudian berkata pada Rudi, "Ayah, ayo pergi!"
"Eh?" Mendengar perkataan Damar, semua orang mengerutkan alisnya.
Raden mendengus dan berkata, 'Damar, kamu sudah besar kepala ya? Mengundangmu makan di sini adalah karena menghargaimu, jadi jangan kamu tidak tahu diuntung."
Damar terlalu malas untuk memedulikannya. Saat itu, Ridwan tertawa kecil dan berkata sambil melihat Rudi, "Rudi, pikirkanlah sendiri dengan balk-balk, untuk makanan ini masih mau makan atau tidak."

Rudi mengerutkan keningnya dan berkata pada Damar, "Damar, kemari dan duduklah dulu."
Ekspresi Damar berubah sedikit, dia menatap ayahnya, kemudian berjalan ke sampingnya dan menarik kursi untuk duduk.
Di sampingnya, menampakkan senyum menghina dan berkata, "Kupikir kamu punya nyali, tapi bukankah sekarang kamu duduk juga dengan patuh?"
"Raden, jaga bicaramu." Saat itu, Ridwan membuka mulut untuk berbicara, kemudian menatap Damar sambil tersenyum, "Aku mengundang kamu dan ayahmu kali ini adalah untuk membicarakan tiga hal."
Damar terdiam. Di sebelahnya, 'jelas bahwa Rudi telah mendengar hal itu, karena terlukis di wajahnya dengan samar.
Ridwan melanjutkan pemibicaraannya, "Hal pertama adalah aku dengar setelah kamu kembali, kamu mulai menyelidiki tentang kejadian sembilan tahun yang lalu lagi?"

Jantung Damar berdegup, seharusnya itu dilaporkan oleh Joni, hanya saja dia tidak menyangka bahwa Ridwan akan mencarinya karena hal ini.
"Memangnya kenapa kalau ya?" tanya Damar.
Ridwan tertawa,kernudian dia berkata pada Dinda yang ada di sebelahnya, "Sembilan tahun yang lalu, insiden ini telah memberikan luka yang begitu besar pada Dinda.
Dengan kamu menyelidiki tentang hal ini lagi sekarang, tidak diragukan lagi bahwa kamu sedang menaburkan garam pada lukanya.
 Karena sekarang kamu sudah keluar dari penjara, kita bicarakan saja hal ini dengan Dinda beserta keluarga Sitara. Aku sarankan juga untuk berhenti menyelidiki hal ini lagi."
Damar tersenyum dengan terpaksa, "Maaf, aku tidak menerima saran darimu"
"Jangan buru-buru, dengarkan dulu perkataanku sampai selesai!" kata Ridwan.

"Kamu kembaii ke LH karena masalah ini, membuat masalah dengan Diska, dan berkonflik juga dengan Rizki. Kami bisa membantumu menyelesaikan semuanya sepenuhnya, dan membuat mereka tidak mencari masalah dengan kalian lagi."
"Hal yang kedua." Berbicara sampai di sini, Ridwan berkata dengan datar. "Hal yang kedua ada sedikit hubungan dengan ayahmu. Rudi saat ini menjabat sebagai wakil direktur di Navis Group. Keluarga Ardiansyah dan Navis Group memiliki
hubungan kompetitif dalam banyak industri. Tidak tahu mengapa, Navis Group suka sekali melakukan persaingan dengan kita, dan ini bukanlah hal yang baik, jadi aku harap dia dapat berdamai dan memilih keputusan yang menguntungkan kedua belah pihak."
Damar terhibur dengan perkataannya. Navis Group melakukan persaingan dengan keluarga Ardiansyah tentu saja karena hubungannya dengan Damar.

Saat itu, Ridwan melanjutkan, "Dan untuk hal ketiga... Sangatlah mudah. Selama kamu menyetujui kedua hal barusan, aku bisa mengajukan agar nama kalian muncul di slisilah keluarga lagi, dan kembali diakui.
Hati Damar sedikit tergerak, karena dia sekiranya telah tahu apa yang membuat ayahnya bingung.
Memang diakui kembali itu cukup bagus, tapi dulu keluarga Ardiansyah memperlakukan mereka dengan sangat keterlaluan, jadi mereka dari awal sudah biasa melihatnya.
Yang terpenting adalah satu poin, meski katanya adalah diskusi dan memberikan saran, tapi pada kenyataannya itu adalah ancaman.
itu berarti bahwa jika Damar ingin melanjutkan penyelidikan, keluarga Ardiansyah dan Sitara tidak akan membiarkannya begitu saja.

Rudi sepertinya sangat cemas bahwa dirinya akan menghadapi pembalasan dari kedua keluarga itu, sehingga membuatnya merasa sedikit bingung.
Damar menatap seketika Dinda yang duduk menunduk di sampingnya, kernudian berkata, "Ayah, ayo kita pergi!"

Bersambung

bab 118 undangan keluarga Ardiansyah

 undangan keluarga Ardiansyah

hormat pada second dan zero!
suaranya bergetar,tapi pada saat bersamaan tangannya naik sejajar dengan kepalanya untuk memberikan hormat yang sesuai standar.
jantung Damar berdegup. Sebenarnya, tadi dia masih bingung kenapa Zaki ini mengenalnya dan membantu dirinya tapi
saat dia mengatakan kalimat ini Damar pun mengerti.
Expressi talia berubah, dia menatap pria di hadapannya dan bertanya
apa kamu night watcher?

Zaki menghela nafas,sudah sekitar empat atau lima tahun sejak aku pensiun dan mengambil alih gedung glory ini.
Mungkin kalian berdua tidak pernah bertemu denganku, karena aku bukanlah siapa-siapa.
Di night watcher aku hanya di urutan lebih dari 1000.

Kenapa pensiun?tanya talia.

Zaki menghela nafas dan berkata, aku terluka karena saat aku menjalankan misi.
bisa masih hidup saja itu sudah sangat beruntung, dan aku tidak akan mungkin bisa menghadapi syok itu, jadi aku mundur dari barisan depan.

sambil mengatakan hal itu dia terlihat seperti sedikit merindukannya.
Oh ya, saat aku masih melakukan pekerjaan itu, kalian berdua ada pada puncak kejayaan kalian.
apa kalian datang ke LH untuk menjalankan misi?

Damar menggelengkan kepalanya, tidak, aku datang kemari karena kebetulan.
reputasiku di LH tidak begitu baik. Saat itu aku dituduh memerkosa
dan kedatanganku kali ini adalah untuk mencari buktinya, serta membersihkan namaku pada saat bersamaan.

Zaki terkejut dan kemudian menganggukkan kepalanya, aku telah mendengar tentang hal ini.
faktanya aku memiliki hubungan baik dengan Binar.
dia dulu juga pernah mencariku untuk mencari tahu tentang hal ini, hanya saja tidak ada bukti apapun.

bukti akan selalu ditemukan pada akhirnya, kata damar sambil tersenyum.

Zaki mengangguk, benar. night watcher zero telah dikirimkan.
tadi karena peraturan penjagaan night watcher bersifat rahasia,
dan tidak ingin mengekspos kalian berdua, jadi aku tidak melakukannya lebih jauh lagi,
jika tidak pasti sudah harus berlutut pada kalian berdua berdasarkan aturan kepala pasukan pihak sana.

para anak orang kaya ini pikir jika keluargamereka punya uang, mereka bisa bertindak arogan.

Damar Melambaikan tangannya dan berkata,
tidak apa-apa dan terima kasih untuk yang tadi.

Zaki segera menggelengkan kepalanya, kalian sudah melakukan begitu banyak untuk dunia ini,
aku tidak pantas menerima kata terima kasih kalian.
makanan yang kalian pesan akan segera datang, Selain itu aku juga akan menghidangkan empat makanan khas restoran kami.
dan semuanya gratis!
kemudian aku juga akan memberi Kalian bertiga Black supreme VIP card, dan semuanya gratis saat kalian menggunakannya di gedung glory ini!

tidak perlu sampai berlebihan seperti itu, Damar langsung berkata
dengan tidak enak hati.
ini saja bukanlah apa-apa! Zaki sedikit tersenyum.

disampingnya, Wadi tersentuh hingga hampir menangis.

kartu VIP gedung glory, sampai batasan tertentu memiliki kegunaan yang sama dengan kartu bank Royal,
dan dapat dianggap senjata sihir.


kedepannya, begitu dia mengeluarkan black supreme VIP card ini, Bukankah para gadis kecil itu akan ramai berdatangan?
saat itu terjadi dia juga bisa membawa mereka untuk makan gratis di gedung Glory.
Ini sungguh adalah senjata untuk memikat gadis!

benar saja, setelah bertemu dengan Damar keberuntunganku semakin membaik,
Wadi berkata dengan begitu Gilang.

nikmati makan kalian. aku masih ada urusan jadi aku pergi dulu, Katanya Zacky.
setelah meminta nomor telepon damar dan talia, Dia berkata, Selain itu jika kalian butuh sesuatu saat berada di LH, langsung saja hubungi aku.
Meski aku bukan orangterkaya di LH, tapi diantara semua klan aku masih dapat mengatakan sepatah dua patah kata

Damar mengangguk dan berkata Terima kasih!

tidak lama setelah zacky pergi hidangan yang mereka pesan mulai disajikan satu per satu.
kemudian, thalia mulai makan dengan lahap tanpa peduli dengan citranya lagi. sambil mengunyah dia bergumam Ini enak sekali!

Sebenarnya, damar juga tidak tahu perut thalia terbuat dari apa selain sebutan second di night watcher,
dia juga mendapat julukan pig girl!

tentu saja artinya berbeda dengan pig girl yang ada di internet,
karena julukan miliknya ini mendeskripsikan dia makan lebih banyak dari babi.


Damar terus tersenyum.
selama dia dapat bertemu dengan thalia lagi itu sudah cukup.

wanita ini adalah wanita yang dapat dipercaya olehnya untuk menjaga Sisi belakangnya.
bagian belakangnya tidak akan terancam sedikitpun, kecuali jika wanita ini mati.


--
tepat pada saat mereka mulai makan, ada lima orang yang sedang duduk di dalam mobil sport disisi sebelah mereka.
tandi yang saat itu menjadi sopir mereka, duduk di depan sambil mengendarai mobil tanpa berani mengatakan sepatah katapun!

Ekskresi Anthony yang duduk di kursi samping pengemudi juga terlihat Tidak Begitu baik.
di bagian belakang, Januardi berteriak dengan marah.
Anthony, kau tadi takut dia akan melakukan apa?
jika tadi kau tidak menahanku, aku pasti sudah menghabisinya.

Anthony mengerutkan keningnya dan berkata jika aku tidak menahanmu takutnya kau akan mendapat masalah.
Zacky ini orangnya sangat merendah, tapi kakekku biasanya bersikap sopan padanya.
Kamu kenal pria tua dari keluarga Sihombing, bukan?
dulu dia juga termasuk salah satu orang terkaya di LH dan dia membuat keributan di gedung glory.
Setelah satu bulan keluarga Sihombing pun bangkrut.
bagaimanapun di belakangnya pasti ada seseorang, jadi kita lebih baik jangan membuat masalah!

Sial! Januardi marah, Ini pertama kalinya aku merasa sangat malu dalam hidupku.
tandi segera berkata semuanya salam damar itu.
kamu tidak tau,setelah keluar dari penjara, Dia sangat Arogan dan telahmembuat marah Rifki dan Hans.

Dia bahkan membuat marah Rizki dan Hans juga?
Januardi bertanya dengan terkejut.

Benar. tangan hans terluka karena ulah Damar.
sedangkan rizky, Dia adalah seorang siscon(sister complex). dan Dinda telah diperkosa oleh Damar.
jadi dari awal, Rizky tidak berniat untuk melepaskan Damar, kata tandi

Bagus kalau begitu! ekspresi Januardi mulai berubah, kita berkumpul malam ini dan panggil mereka.
karena setiap hari begitu membosankan, kita bahas saja bagaimana cara mempermainkan damar dan bersenang-senang!
Anthony tidak berbicara dan hanya meniup poni di dahinya!

--
dalam keterkejutan damar dan Wadi, thalia memakan habis Hampir semua hidangan diatas meja,
kemudian menjilat bibirnya dengan wajah tidak puas.
kamu.. kamu sudah makan terlalu banyak.
Damar terdiam, dia tidak bisa menahan diri dan menjulurkantangannya untuk mengelus perut thalia.

Perut thalia tetaplah rata seperti sebelumnya
dan tidak ada jejak lemak sedikitpun.
Damar berkata dengan heran, aku sungguh tidak tahu, lari kemana semua yang telah kamu makan.

Terkait dengan tindakan Damar,  thalia seolah telah terbiasa, dan dia berkata dengan puas, rasanya enak sekali,
dan karena gratis juga, sepertinya ke depan aku akan sering datang kemari.

setelah mengatakannya dia menatap damar dan berkata, Carilah waktu untuk mengantar Wadi ke night watcher agar dia bisa berlatih.
dengan begitu dia bisa lebih cepat mengejar tingkatan kita atau setidaknya tidak menyusahkan kita.
Tata sudah pergi untuk selamanya dan setelah balas dendam, pada akhirnya kita masih harus kembali untuk melengkapi tim.
 
Damar mengangguk, baik. besok kita atur waktu,biar aku suruh tirta untuk membawanya.

thalia mengangguk dan berkata, boleh.
aku bawa dia kembali dulu dan memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan.
Selain itu, untuk saat ini, agar tidak kembali kesana,aku tidak bisa sering datang menemuimu.
jadi kita sebisa mungkin saling menghubungi lewat whatsapp atau telepon saja!
baik! jawab damar.

Setelah mendapatkan kartu VIP mereka keluar gedung glory dan naik taksi masing-masing untuk pulang.
didalam taksi, wadi menatap thalia yang berada disampingnyadan bertanya,
"kenapa tidak beritahukan yang sesungguhnya pada dia?"

thalia menghela napas, "bisa bertemu dengannya saja sudah sangat bagus.
hal ini biar aku tanggung sendiri saja.kamu sendiri juga ingat.jangan sampai memberi tahu dia satu kata pun."
Wadi mencibir, kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi.

Di sisi lain, Damar pergi ke watnet dan bermain sepanjang sore.
saat jam menunjukkan pukul 6 barulah dia naik taksi dan pulang.

saat tiba di depan gerbang perumahan,begitu dia turun dari taksi,
terdengar bunyi klakson dari dua monil yang ada disamping.
Pada saat bersamaan terdengar teriakan, "Damar!"

Damar menoleh dan melihat ada dua mobil hitam yang terparkir tidak jauh dari sana.
kemudian pintu mobil terbuka dan pria berusia tiga puluhan yang mengenakan setelan jas turun.

Melihat orang ini, ekspresi damar sedikit berubah.
dia cukup tampan, dan jika dilihat lebih teliti, ada kesamaan sekitar enam puluh persen dengan damar!
Orang ini adalah pewaris pertama dari generasi ketiga, Raden Ardiansyah!

Raden berjalan kehadapan damar.dengan wajah meremehkan,kedua matanya melihat damar dari atas ke bawah,
dan berkata, "CK, ck, jika dulu tidak terjadi hal itu, kau pasti tidak akan sengsara seperti ini.
tapi ayahmu baik juga,dia menjadi wakil direktur di navis group,dan justru membiarkanmu naik taksi."

Damar menatapnya.

Raden tertawa pelan, " kau masih belum makan, bukan> Ayahku dan Om Hengky berniat mengundangmu makan bersama.
Meski kurasa orang sepertimu tidak pantas duduk bersama kami,tapi ini adalah keinginan ayahku, jadi aku tidak punya pilihan."

"aku tidak tertarik." damar mencibir dan memutar badan untuk pergi.
"Tapi rudi sudah dalam perjalanan ke sana. Jika kau tidak pergi, itu sedikit menyusahkanku," raden berkata sambil merentangkan tangannya.
Bersambung